Monday, December 2, 2013

Jakarta's Food & Drink : Le Quartier Senopati

Le Quartier, sebuah restoran Perancis yang sangat menarik untuk disinggahi di jalan Gunawarman Senopati, uda beberapa kali lewat akhirnya tergoda juga untuk menepi kesini.

                                              

Begitu masuk langsung berasa kaya di luar negeri, interior kayu dan juga ruang terbuka yang memanfaatkan cahaya matahari, serta pelayan yang ramah bahkan mungkin karena banyak bule mampir kesini, gw diajak ngomong inggris..ok, terlepas dari itu, gw pesen salmon steak, disajikan dengan potato grill, tomato grill, eggplant grill, daun daunan, black pepper dengan saos pilihan, ada beberapa tapi gw pilih yang ada mushroomnya..lupa namanya..


Rasanya simpel tapi ngepet..enak banget!!kampret..hahaha, ok this time memang hanya mesen main menu, ga pesen desert maupun apetizer, maklum tanggal tua :P, next time bakal nyoba yang laen..

Price : from 65k (appetizer)
Taste : 7.5/10
Service : 7/10
Design : 7.5/10

School of Life part 32 : Iphone photography?

Uda lama banget SLR gw ga diajak jalan, trip kecil pun jarang gw bawa..selaen berat, ribet, kalo untuk travelling yang ga terlalu jauh pun hasil foto pake Iphone cukup memuaskan..

Sea above sky

Karang Aji Beach Cimaja

Mother Mary Chapel, Tomohon

One Republic on Guiness Arthurs Day
Iphone bisa panorama, ngedit langsung, hitam putih, fish eye dengan tambahan lensa..its perfect for daily photography!!

But still I love my SLR :)

Manado, a few years after..

Babi tore, kepiting, ikan, udang, klapertart, nasi kuning, memenuhi pikiran gw saat pesawat akhirnya mendarat di bandara Sam Ratulangi, Manado. Kira kira uda sekitar 2,5 tahun menyudahi perantauan di kota ini. Makanan tersebut merupakan favorit selama tinggal disini, hehehe. Kali ini gw kesini sebagai turis, temen baik gw selama tinggal disini pun menjemput di bandara dan berbaik hati untuk meminjamkan mobil. Yippieee, kami pun mengantarkan dia terlebih dahulu karena ada family gathering di ex kantor gw. Too bad dia ga bisa ikut nemenin gw menyisir kota manado lagi..

Makan siang pertama...Babi tore..hehehe, gw masih inget jalanan manado euy, yang paling gw inget angkotnya metalll, gemerlap dan canggih sound nya..gw akhirnya ke tomohon, ke bukit doa, salah satu tempat favorit gw juga, bukit yang terletak di areal pegunungan dekat kota tomohon, udara sejuk, pemandangan indah, kapel dengan arsitektur yang ajaib, taman yang hijauu..hehe foto gw ambil dari jaman dulu aja..kali ini gw ga moto moto, pengen nyantai aja..

                             

Abis itu ke danau Linaw, too bad tempat ini lagi di renovasi, padahal tempat ini sangat indah, udara yang sejuk, kafenya pewe banget, tp sekarang mungkin lagi ekspansi, dulu si katanya mau bangun resort. Kami hanya bisa menikmati keindahan danau ini dari sisi yang lain, banyak pondokan kayu yang berjualan kopi atau indomi..Ok tujuan selanjutnya adalah Gardenia Country Inn, ini tempat emang pewe banget, gw uda pernah nulis ttg tempat ini..cakep banget dah tempatnya, really relaxing..

                               

Sayang 2 dari teman kami tidak bisa bergabung untuk jalan jalan di Tomohon, karena pesawat singa itu membatalkan tiket seenak jidat dan memberikan tiket baru 7 jam setelahnya, gila apa..singa anyinggg..

                                              

Pagi kami sudah bersiap siap untuk diving di Lembeh, kami jalan jam 7an dari Manado, kami berkendara ke Bitung. Diving di Lembeh memang menjadi pengalaman yang mengesankan, diving di lumpur dan mencari critter yang unik unik dan banyak yang hanya hidup di selat ini. Kami pun dibagi menjadi 3 grup, ada yang baru mengambil Possi 1 star dan ada yang ambil 2 star..lets dive..tidak terlalu banyak yang dilihat di diving pertama ini (TK2)..kami pun melanjutkan diving di Magic Rock, formasi batuan dan juga karang serta pasir hitam menjadi pemandangan kami selama di bawah, banyak shrimp, nudie, crab, dan kami melihat 7 pigmy seahorse, 4 berwarna kuning, dan 3 berwarna pink. Uhuiii..Waktu pun sangat terbatas, kami harus kembali ke Manado untuk melakukan night dive, kali ini spotnya adalah Sedona Reef..Kami pun menikmati makan malam sea food di City Extra..it was a long day..

                                       

                                       

Esok harinya kami berangkat ke bunakan untuk melanjutkan diving kami, 2 dive di bunaken, Fukui dan lekuan 2..”visibility was not the best but still bunaken is bunaken”..pada akhir diving kami, kami bermain main dengan 4 ekor penyu, salah satunya penyu raksaksa..ditutup dengan nasi kuning khas manado..dan pisang goreng sambel roa..

                                               

                                      

                                      

Malam harinya kami makan malam di D’terrace, sayang udang dan kepiting habis..padahal gw uda kebayang enaknya kepiting saos padangnya disini..gembel, dan emang disini emang pelayanan agak lama..tapi salah satu tempat makan yang paling enak di manado (in my opinion)..So that was the last night, and we have to go back to Jakarta,, short trip but it was fun. Manado, definitely will be back again..sometime..


Wohooo Whale Shark..

Perjalanan masih berlanjut di Filipin, kali ini sebuah kota kecil bernama Oslob, selatan Cebu, perjalanan dengan bis kurang lebih 4 jam dari Cebu, bis disini bagus dan ada wifinya, dan ada pemutaran film loh..hehe. Oslob pun tiba, kami turun di tengah jalan dan herannya tempat ini sepi banget. Kami pun berusaha mencari penginapan terlebih dahulu, sebelum akhirnya makan sore di tepi pantai. Ada apa di Oslob? Hmmm main attraction adalah snorkeling dengan Whale Shark, apa itu whale shark? Adalah hiu paus yang totol totol dan gedenya bisa seukuran bis kota, bahkan bisa lebih gede..

“Come on skinny love what happen here, na na na” sebuah senandung dari Bon Iver terdengar dari kejauhan, rombongan bule sedang ngobrol di seberang meja kami..hujan pun mulai turun, rintik, rintik, dan akhirnya sangat deras..di kota yang sangat sepi ini, hampir tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Menikmati sepi, angin laut, deru ombak, dan sebotol bir dingin!!

Matahari pun menyapa pagi, hujan sudah berhenti, kami pun segera mendaftar untuk snorkeling dengan whale shark. Harga disini sudah fix berdasarkan peraturan dari pemerintah (kayanya), dan kami pun dibawa dengan ketinting (kapal kecil dengan bambu di sebelah kiri dan kanan untuk penyeimbang) ke sebuah posko, dan kami dijelaskan hal apa yang boleh dan tidak dilakukan selama berada di sekitar whale shark. Kami harus berada di sekitar 6 meter dari Whale shark, tidak boleh mengambil gambar dengan flash, tidak boleh menyentuh, dan usahakan menghindar jika whale shark berenang menghampiri, dsb dsb..
Matahari pun kembali bersembunyi di balik awan, kami langsung antusias untuk segera nyebur ke dalam air. Dan benar saja Whale shark sudah berkeliaran di sekitar kami, ada 3 yang kami lihat. Whale shark merapat kepada perahu nelayan untuk menyerap ikan ikan kecil, ikan teri mungkin. Belum pernah kami berenang dengan ikan sebesar bis kota, sungguh suatu perasaan yang menyenangkan, kami pun berenang dan sampai akhirnya para wisatawan mulai banyak, hujan pun mulai rintik, dan air laut tidak sebening pada saat kami pertama nyebur. Total ada sekitar 10 ekor Whale Shark yang muncul hari ini. Yapppp, mission accomplish..Tresher done, Whale shark done..




Time to go back to cebu and manila, an exotic culture with a taste of europe. 

Wednesday, November 20, 2013

Malapascua, Sea, Beer, Shark..!

“It’s been a while..how you’ve come back in style..singing hey nonny na na na, singing hey nonny na na na na”, sebuah lagu dari coconut records menemani  sore yang santai di sebuah dive shop di malapascua. Obrolan sore hari itu dengan seorang Dive master dari Jepang bernama Miki. Ia menjelaskan banyak hal mengenai karakteristik diving di pulau Malapascua, salah satunya adalah Tresher shark. Memang Tresher shark memang menjadi simbol dari pulau ini yang sangat terkenal, hampir semua toko aksesoris menjual pahatan hiu Tresher, banyak logo dari penginapan atau dive shop menggunakan gambar hiu juga. Pulau Malapascua memang menjadi salah satu tujuan utama diver di Filipina, bahkan di dunia. Untuk dapat menyelam melihat hiu Tresher memang tidak semudah yang dibayangkan, pertama harus menyelam di kedalaman 35 meteran, dan hiu ini sangat sensitif dengan cahaya jadi harus menyelam di jam setengah lima pagi, dan sertifikat diving harus sudah advance. Okay, book diving done, sekarang semoga cuaca mendukung setelah hari sebelumnya hujan terus menerus. 

Hampir 20 jam total perjalanan dari jakarta untuk dapat tiba di pulau Malapascua, pesawat menuju Manila di tengah malam, flight lanjutan ke cebu 5 jam sesudahnya, 5 jam perjalanan darat menuju Maya port, dan menyebrang menggunakan perahu selama 1 jam. Beruntung saat itu sudah mendapatkan penginapan. Hujan pun menyambut kedatangan kami, setelah badai typhoon lewat beberapa hari sebelumnya. Beruntung di hari pertama dan kedua pihak penginapan mengupgrade penginapan kami ke kelas yang lebih tinggi, karena kesalahan administrasi. Teras yang luas dan kursi kayu dan juga taman yang hijau ditemani bir dingin yang hanya seharga sekitar 9rb perak..oh vacation here we come.....

                                       

Hari pertama diving kurang begitu bagus, sudah hampir setahun kami tidak diving, jadi hanya memilih spot yang santai, sekedar beradaptasi kembali dengan dunia bawah laut. Dan satu kapal hanya untuk kami berdua, matahari mulai muncul dari balik awan hitam, laut berwarna biru dan pantai yang putih, ternyata pulau ini sangat indah. Warna lautnya menggoda, biruu, ga kalah sama togean dan alor.

                                       

Yeah, Shark hunting, not hunting literally but this is gonna be good. Monad Shoal dive sitenya,  Jam 4.30 saat matahari masih terlelap kami sudah bersiap siap untuk diving pagi eh subuh ini. Wetsuit on, bcd regulator mask fin equipped, camera in hand and lets make bubbles. Kami langsung turun perlahan menuju “theater” di kedalaman 35 meter, ada pagar pembatas disana, yang membatasi hamparan pasir selebar 10 meteran dengan deep blue ocean, kami berlutut disana menunggu tresher shark yang melakukan ritual cleaning setiap harinya. Jarak pandang masih belum begitu terang, matahari baru mulai muncul saat kami menyelam. Mereka bahkan yakin 80 % akan bertemu dengan hiu ini. Dan benar saja, dari depan kami muncul bayangan yang cepat sekali bergerak, begitu memperhatikan ternyata hiu ini sangat besar dengan mukanya yang tidak ramah dan buntutnya yang sangat panjang. Wowww begitu terpananya sampai lupa untuk mengambil gambar, hiu pertama kurang lebih sepanjang 6-7 meter. Kami pun berpindah tempat ke tempat yang lebih dangkal, karena dive time kami di kedalaman 35 meter sudah habis, di sekitar 27-30 meter kami bertemu dengan satu lagi hiu ini, entah hiu yang sama atau yang berbeda, kami hanya bisa melihat sepintas, hiu ini cepet berenangnya, mungkin takut dengan kerumunan bubbles dari diver diver ini, akhirnya langit mulai terang dan kami pun mulai naik perlahan. What an experience. Dan obrolan di kapal sampai kami kembali ke pulau adalah "the famous" Tresher Shark.

                                     

Diving hari ini pun dilanjutkan ke Gatoo Island, di tempat ini mereka menjamin 100% akan bertemu hiu entah itu black atau white tip. Hehehe baru kali ini liat hiu ga perlu susah. Semoga aja deh. Matahari bersinar dengan cerahnya, setidaknya visibility hari ini akan bagus, sebuah harapan yang berujung kenyataan. Diving kami disini sangat menarik, banyak gugusan karang yang menjulang disini, kami menyelami lautan di antara karang, meliuk liuk kiri dan kanan, ikan yang berwarna warni, karang yang sangat sehat, dan dilengkapi dengan bermain petak umpat dengan hiu black tip yang bersembunyi di bawah karang. Sebuah diving yang sangat mengesankan. Kami pun semangat untuk melanjutkan diving esok hari, entah apa lagi keindahan laut di Malapascua.

                                       

Kami pun kembali ke pulau, istirahat, dan saat kami ingin mencari makan sore, kami baru sadar uang kami di dompet hilang sekitar 8000 peso dan 50USD, damn!!!! Kami membawa dompet tersebut di dalam dry bag dan kami taruh di kapal pada saat diving. Kami pun bertanya kepada dive center dan melaporkan kejadian ini kepada “tourist police”. Tapi memang hanya proses birokrasi yang lama, sangat sulit untuk membuktikan siapa yang mengambil uang kami, entah abk kapal, kapten kapal. Pada saat pagi hari dive shop menggunakan kapal tambahan yang disewa dari tempat lain, karena kapal pertama penuh, mungkin kru dari kapal ini yang mengambil. Semua sudah dipanggil polisi dan tidak ada tanda tanda permasalahan ini akan selesai. Kami hanya bisa pasrah dan merelakan uang tersebut. Meskipun dari pihak dive shop mencoba membantu tapi mereka pun mendapat kesulitan, akhirnya mereka memberika diskon kepada kami. Pemilik penginapan kami sampai membantu kami untuk berbicara kepada dive shop bahwa mereka harus tanggung jawab, bahkan mereka hampir ribut. Akhirnya kami pun mundur dan tidak ingin memperpanjang masalah.  Kami pun memutuskan untuk tidak melanjutkan diving lagi, dan kembali ke Cebu esok harinya.

Shit happen sometimes, and if shit is going to happen, it will..and all that matters, the seas, sharks and beers are awesome.....


A moment we remember about Malapascua, we are deeply sorry for Haiyan Typhoon tragedy, we hope all Philippines and all of the divers  there safe and sound. May all being be happy and free from suffering.