Sunday, June 26, 2011

Perjalanan menuju kulkas raksaksa

Kulkas raksaksa, ide ini dapet dari temen gw yang nyuruh latian napas di kulkas sebelum mulai trekking di Himalaya :). Dimulai dari mimpi masa kecil yang saking polosnya pengen naek gunung tertinggi di dunia yaitu Everest di Himalaya, sampe tua (20an lowh) gw masih menyimpan angan-angan naek gunung disana hehe. Entah kenapa perjalanan hidup tuh selalu penuh kejutan, gw berenti kerja enak di Manado terus memutuskan untuk ngelayap ke Nepal Himalaya demi kado ultah (telat) istri tercinta :D. Dan trekking yang gw pilih adalah Annapurna Base Camp soalnya foto gunung Annapurna dah jadi wallpaper notebook gw sejak bertahun-tahun.

Persiapan pun dimulai dengan sering buka kulkas dan ngerasain dinginnya, lumayan stress juga harus mengalahkan makan demi olahraga. Apalagi dengan perut yang udah kaya panda fiuh..gw yakin ini pas lagi spring dan ga gitu dingin2 amat tapi google berbicara hal yang lain. Semua foto atau youtube penuh dengan salju abadi (dalam hati mati gw, apalagi bini gw ga pernah naek gunung ama sekali). Tapi dengan susah payah berhasil olahraga rutin (seminggu sekali -__-) sebelum terbang dengan baling-baling bambu airbus airasia.

Perjalanan awal ga gitu ngenakin, ke CGK salah terminal, nebeng mobil patroli ke terminal laen, dipalak juga ama patroli, terbang KL, nunggu 8 jam, terbang Delhi, ketipu, ketipu, ketipu, ketipu, naek bus sampah, sampe Nepal, pala benjol kejedot atep bus (bayangin aja kenapa), sampe kathmandu. Nulis kaya gini aja dah merinding nginget kotor plus susahnya.

Akhirnya tiba tanggal untuk menuju gunung cantik itu, 2 hari sebelumnya dipenuhi dengan tidur dan tidur :). Pagi buta dijemput guide, naek taxi, pemanasan jalan 30 menit, sarapan dan mulai naek gunung.


Hari 1 : Birethanti - Ghandruk (1940mdpl, 10km, 6 jam)
kalo diinget - inget si hari ini penuh dengan tangga dan tangga vertikal 60 derajat, ga kebayang sakitnya kaki, coba gw olahraga lebih, penyesalan emang selalu dateng belakangan, ngepet. 6 jam pertama dilalui dengan keringat membanjir dan penuh ratap.

Ghandruk adalah desa yang dihuni oleh suku Gurung, terletak di ketinggian 1940mdpl dan dikelilingi oleh lembah dan pegunungan yang sangat indah. Di kejauhan kita bisa melihat gagahnya gn. Machapuchre (fishtail) dan juga gn. Hiunchuli, sementara gn. Annapurna masih menyimpan misterinya. Penduduk lokal disini pekerjaannya adalah pertanian, jagung, gandum, dan tidak sedikit juga yang menjadi porter. Karena bakat mereka memang tinggal dan hidup di gunung :). Udara disini juga mulai dingin, jadi saatnya meringkuk sarungan di lodge mountain view.



Hari 2 : Ghandruk - Chomrong (1920mdpl, 9km, 7 jam)
Guide gw Himal ghale menenangkan gw dengan bilang hari ini trekknya flat, Nepali flat : naek dikit, turun dikit, sedikit zig zag, sampe Sinuwa yah. Pagi-pagi udah siap-siap dengan ngoles counterpain, dan siap jalan dengan semangat 45, ketemu tanjakan langsung semangat nenek-nenek T_T. Tapi setelah itu ketemu turunan, asik..eh koq turunnya ga abis-abis, ini gw naek apa turun gunung sih..guide gw langsung nunjuk desa di seberang bukit nan super jauh disana. Selanjutnya gw cuma manyun mandangin keledai keledai lewat sambil berak depan gw.

Akhirnya setelah turun ampir 3 jam, dan NAEK 4 jam kita sampe di Chomrong yang ketinggiannya di bawah Ghandruk dikit. Kita meleset dari target yang harusnya Sinuwa yang masih 2 jam di depan, tapi apa daya kaki udah mau pecah berkeping-keping. Disini kita bertemu dengan sesama pendaki dari manca negara, Thailand, Korea, Brazil, US, Singapore, Israel, dll..Asik dapet temen :)

Dan disini gw melihat pemandangan hebat, tumbuhan marijuana dimana-mana..haha, dan gw dikasi liat, bentuknya kaya kelereng dan diancurin trus campur tembako. so buggs dulu lah :). Oia namanya Hashis.

Hari 3 : Chomrong - Himalaya (2873mdpl, 10km, 7 jam)
Guide kali ini jujur mengenai nepali flat, dan bilang hari ini trekknya berat, turun tajem, naek tajem dan jalan panjang "flat". Ok, ritual pagi, sarapan, counterpain, packing..jalan !!

Chomrong ini menyipan sebuah keajaiban, sebuah desa kecil yang terletak di puncak bukit, pemandangan ke arah Himalaya lebih hebat dibanding Ghandruk. Kalo pemandangan dari jauh favorit gw di Chomrong :). Tapi ada berita baik selalu ada berita buruk, jalan disini harus siap napas kuda, karena kalo napas lo ga kuat terus berenti, lo bakal nyium tai kuda dimana-mana :)).

Setelah perjalanan naik turun ke Sinuwa (ga separah Ghandruk Chomrong tapi tetep.....), kita memasuki hutan yang dimana masih ada monyet himalaya yang memiliki tubuh hitam dan muka putih bergelantungan, juga ada kambing gunung serta ditutup dengan pohon Rhododendron yang mulai berguguran. Tanjakan demi tanjakan pun kita lewati sampai akhirnya hujan deras, dinginnya nampar pipi kiri kanan. Akhirnya sampe juga di Himalaya. Waktunya bobo dan meringkuk di sleeping bag tebel, sarung dah ga mempan cui..


Hari 4 : Cobaan datang .. Males nulis .. Bersambung :)

No comments:

Post a Comment