Wednesday, November 20, 2013

Malapascua, Sea, Beer, Shark..!

“It’s been a while..how you’ve come back in style..singing hey nonny na na na, singing hey nonny na na na na”, sebuah lagu dari coconut records menemani  sore yang santai di sebuah dive shop di malapascua. Obrolan sore hari itu dengan seorang Dive master dari Jepang bernama Miki. Ia menjelaskan banyak hal mengenai karakteristik diving di pulau Malapascua, salah satunya adalah Tresher shark. Memang Tresher shark memang menjadi simbol dari pulau ini yang sangat terkenal, hampir semua toko aksesoris menjual pahatan hiu Tresher, banyak logo dari penginapan atau dive shop menggunakan gambar hiu juga. Pulau Malapascua memang menjadi salah satu tujuan utama diver di Filipina, bahkan di dunia. Untuk dapat menyelam melihat hiu Tresher memang tidak semudah yang dibayangkan, pertama harus menyelam di kedalaman 35 meteran, dan hiu ini sangat sensitif dengan cahaya jadi harus menyelam di jam setengah lima pagi, dan sertifikat diving harus sudah advance. Okay, book diving done, sekarang semoga cuaca mendukung setelah hari sebelumnya hujan terus menerus. 

Hampir 20 jam total perjalanan dari jakarta untuk dapat tiba di pulau Malapascua, pesawat menuju Manila di tengah malam, flight lanjutan ke cebu 5 jam sesudahnya, 5 jam perjalanan darat menuju Maya port, dan menyebrang menggunakan perahu selama 1 jam. Beruntung saat itu sudah mendapatkan penginapan. Hujan pun menyambut kedatangan kami, setelah badai typhoon lewat beberapa hari sebelumnya. Beruntung di hari pertama dan kedua pihak penginapan mengupgrade penginapan kami ke kelas yang lebih tinggi, karena kesalahan administrasi. Teras yang luas dan kursi kayu dan juga taman yang hijau ditemani bir dingin yang hanya seharga sekitar 9rb perak..oh vacation here we come.....

                                       

Hari pertama diving kurang begitu bagus, sudah hampir setahun kami tidak diving, jadi hanya memilih spot yang santai, sekedar beradaptasi kembali dengan dunia bawah laut. Dan satu kapal hanya untuk kami berdua, matahari mulai muncul dari balik awan hitam, laut berwarna biru dan pantai yang putih, ternyata pulau ini sangat indah. Warna lautnya menggoda, biruu, ga kalah sama togean dan alor.

                                       

Yeah, Shark hunting, not hunting literally but this is gonna be good. Monad Shoal dive sitenya,  Jam 4.30 saat matahari masih terlelap kami sudah bersiap siap untuk diving pagi eh subuh ini. Wetsuit on, bcd regulator mask fin equipped, camera in hand and lets make bubbles. Kami langsung turun perlahan menuju “theater” di kedalaman 35 meter, ada pagar pembatas disana, yang membatasi hamparan pasir selebar 10 meteran dengan deep blue ocean, kami berlutut disana menunggu tresher shark yang melakukan ritual cleaning setiap harinya. Jarak pandang masih belum begitu terang, matahari baru mulai muncul saat kami menyelam. Mereka bahkan yakin 80 % akan bertemu dengan hiu ini. Dan benar saja, dari depan kami muncul bayangan yang cepat sekali bergerak, begitu memperhatikan ternyata hiu ini sangat besar dengan mukanya yang tidak ramah dan buntutnya yang sangat panjang. Wowww begitu terpananya sampai lupa untuk mengambil gambar, hiu pertama kurang lebih sepanjang 6-7 meter. Kami pun berpindah tempat ke tempat yang lebih dangkal, karena dive time kami di kedalaman 35 meter sudah habis, di sekitar 27-30 meter kami bertemu dengan satu lagi hiu ini, entah hiu yang sama atau yang berbeda, kami hanya bisa melihat sepintas, hiu ini cepet berenangnya, mungkin takut dengan kerumunan bubbles dari diver diver ini, akhirnya langit mulai terang dan kami pun mulai naik perlahan. What an experience. Dan obrolan di kapal sampai kami kembali ke pulau adalah "the famous" Tresher Shark.

                                     

Diving hari ini pun dilanjutkan ke Gatoo Island, di tempat ini mereka menjamin 100% akan bertemu hiu entah itu black atau white tip. Hehehe baru kali ini liat hiu ga perlu susah. Semoga aja deh. Matahari bersinar dengan cerahnya, setidaknya visibility hari ini akan bagus, sebuah harapan yang berujung kenyataan. Diving kami disini sangat menarik, banyak gugusan karang yang menjulang disini, kami menyelami lautan di antara karang, meliuk liuk kiri dan kanan, ikan yang berwarna warni, karang yang sangat sehat, dan dilengkapi dengan bermain petak umpat dengan hiu black tip yang bersembunyi di bawah karang. Sebuah diving yang sangat mengesankan. Kami pun semangat untuk melanjutkan diving esok hari, entah apa lagi keindahan laut di Malapascua.

                                       

Kami pun kembali ke pulau, istirahat, dan saat kami ingin mencari makan sore, kami baru sadar uang kami di dompet hilang sekitar 8000 peso dan 50USD, damn!!!! Kami membawa dompet tersebut di dalam dry bag dan kami taruh di kapal pada saat diving. Kami pun bertanya kepada dive center dan melaporkan kejadian ini kepada “tourist police”. Tapi memang hanya proses birokrasi yang lama, sangat sulit untuk membuktikan siapa yang mengambil uang kami, entah abk kapal, kapten kapal. Pada saat pagi hari dive shop menggunakan kapal tambahan yang disewa dari tempat lain, karena kapal pertama penuh, mungkin kru dari kapal ini yang mengambil. Semua sudah dipanggil polisi dan tidak ada tanda tanda permasalahan ini akan selesai. Kami hanya bisa pasrah dan merelakan uang tersebut. Meskipun dari pihak dive shop mencoba membantu tapi mereka pun mendapat kesulitan, akhirnya mereka memberika diskon kepada kami. Pemilik penginapan kami sampai membantu kami untuk berbicara kepada dive shop bahwa mereka harus tanggung jawab, bahkan mereka hampir ribut. Akhirnya kami pun mundur dan tidak ingin memperpanjang masalah.  Kami pun memutuskan untuk tidak melanjutkan diving lagi, dan kembali ke Cebu esok harinya.

Shit happen sometimes, and if shit is going to happen, it will..and all that matters, the seas, sharks and beers are awesome.....


A moment we remember about Malapascua, we are deeply sorry for Haiyan Typhoon tragedy, we hope all Philippines and all of the divers  there safe and sound. May all being be happy and free from suffering.