Thursday, March 8, 2012

School of Life part 29 : Ironi sebuah rumah sakit

Pas di Manado gw sering ke rumah sakit, ada tabrakan ini itu lah, sampe salah satunya adalah boss gw nabrak bocah yang lagi ngebut motor, sampe kaki patah. Hmm karena gw yang ngurus ke rumah sakit, gw nemuin beberapa korban kecelakaan atau ada yang sakit sampai tidak sadarkan diri itu sangat kerepotan dengan tingkah rumah sakit. Minta deposit uang yang tidak sedikit, isi form ini itu. Nah kalo telat penanganan terus meninggal salah siapa donk?Sering banget gw nemuin orang ga masuk rumah sakit karena ga kuat bayar obat dan dokter.

Hmm kenapa obat itu mahal?

Memang ada obat generik, tapi tidak semua ada obat generiknya. Beberapa obat yang barkualitas berasal dari perusahaan ternama dari Eropa, Pfi*er misalnya pada tahun 2010 mendapat net income sebesar 8.2 Billion Dollar, kalo dikalo 9rb Rupiah uda 73 Trilyun. Wow, angka yang fantastis, dan masih banyak perusahaan pharmasi di dunia yang angka penjualannya sangat hebat dan mendapat income milliaran dollar per tahun. Hmm, kalo nyeleneh si mereka mengambil keuntungan dari setiap orang yang sakit. Namun mereka juga bisa dianggap sebagai penyelamat para orang orang sakit, mereka menemukan obat yang dapat menyembuhkan beberapa penyakit ganas. Tergantung dari cara pandang kita mau melihat sisi negatif atau positif. Yang jelas sekarang masih banyak orang miskin yang meninggal karena sakit, tepatnya karena tidak bisa membayar biaya obat yang mahal. Sebuah ironi yang pedih.

Sekarang rumah sakit.

Pernah dirawat di rumah sakit?biaya rumah sakit tentu tidak murah, namun semakin kesini rumah sakit yang baru baru itu sangat mewah dan tentu sangat mahal. Memang di rumah sakit itu banyak sekali nyawa diselamatkan, dan tidak sedikit juga menolak untuk menyelamatkan nyawa karena tidak bisa bayar deposit untuk perawatan. Bahkan saya pernah dengar melalui kolega saya, ada korban kecelakaan yang sudah sangat kritis ditolak mentah mentah oleh salah satu rumah sakit ternama dengan alasan tidak ada uang deposit. Kolega saya yang seorang dokter pun harus mematuhi aturan rumah sakit kalau masih mau bekerja di situ. Beberapa rumah sakit pun tidak lepas dari selentingan kabar burung kalau dokter-dokternya dikejar omset sehingga pelayanan tidak maksimal, sampai pada akhirnya seorang pasien yang menyampaikan keluhannya di internet, sampai dituntut mencemarkan nama baik rs. Sampai pada akhirnya jutaan koin terkumpul untuk si korban. Rumah sakit oh rumah sakit.

Kadang gw mikir yang bangun rumah sakit itu tujuannya apa, kalau uang kan masih banyak bisnis lain, seharusnya rumah sakit dibangun dengan visi menyelamatkan orang banyak.

Yah idup emang penuh ironi, enjoy aja.

Semoga semua mahluk hidup dibebaskan dari penderitaan :)

No comments:

Post a Comment