Monday, September 5, 2011

Pesona Kupang, Timor barat.

Beta so mau pigi deng pesawat, hmmm begitulah kira-kira percakapan yang saya dengar pada saat menunggu bagasi. Logat yang tidak biasa dan sangat aneh untuk di dengar. Di bandara ini semua masih sangat sederhana, belt bagasi hanya ada 2 line, dan 1 line saya rasa sudah rusak. Cat yang sudah mulai kusam, dan bangunan yang juga sudah tua. Beberapa tahun lalu bandara ini melayani penerbangan internasional dari Australia, namun setelah beberapa tahun belakangan penerbangannya dihapus. Mungkin karena Timor Timur sudah merdeka dan penerbangan mereka alihkan kesana. Yak kota yang saya bicarakan adalah Kupang. Sebuah kota yang jarang terdengar dan jarang menjadi tujuan wisata. Kami pun tidak merencanakan apa-apa di kota ini, hanya menunggu pesawat esok hari menuju salah satu surga diving di Indonesia.

Taksi menuju kota Kupang dari bandara El Tari menggunakan rate fix yaitu 60k, cukup terorganisir oleh koperasi setempat. Tujuan kami adalah Lavalon B & B, terletak di jalan Sumatra, hanya ini tempat menginap murah yang kami dapat infonya dari internet. Dengan 55k sudah dapat menginap di kamar basic dan bersih :). Keuntungan menginap di hotel murah dan favorit turis-turis bule adalah informasi wisata yang lengkap. Jadilah kami bertemu dengan guide dan mulai berbicara tentang tempat wisata yang sangat menarik di Kupang. Yang sebelumnya belum pernah tau dan dengar. Hmmm..mari siap siap kamera, sunglasses, mari..


Tujuan pertama, kami dibawa ke padang rumput yang gersang, panas terik pun sangat menyengat kulit. Dan mobil pun berhenti di tengah-tengah padang rumput, kami sempat ragu dan berpikir "aduh guidenya lagi gitting ga yah", kami pun mulai berjalan dan benar saja nyasar dan kami kembali lagi ke arah mobil dan mencoba jalan lain. Dan di tengah-tengah padang tersebut pun ada timbunan batu dan ternyata ada goa yang sangat gelap. Kami pun mulai menuruni goa tersebut dengan rasa cemas, masih beruntung kami membawa satu senter. Perlahan-perlahan kami mulai mendapatkan cahaya dari lubang pintu masuk, dan di bawah mulai terlihat pantulan air berwarna biru dan ternyata sangat jernih. Kami pun langsung tenang dan sangat terpana melihat air tersebut. Bening dan Biru..seperti di tipi tipi..Bahkan bisa berenang di dalam kolam alami tersebut.


Setelah bermain-main dan menikmati indahnya goa tersebut, kami pun kembali untuk mengunjungi air terjun Oenesu, sebuah air terjun di kupang yang juga tidak pernah kedengaran suaranya, padahal air terjun ini jauh lebih bagus dibandingkan dengan air terjun yang ada di Thailand sewaktu saya trekking di Chiang Mai, maupun air terjun Cibereum Cibodas, maupun Cikaso Ujung Genteng. Air terjun ini tingkat 3, dengan pemandangan hutan hujan tropis yang sangat lebat dan subur. Suara deburan air yang terus menderu, cipratan air yang membuat sejuk dan air yang sejuk membuat kami terus bermain air disini. Air terjun ini pun menjadi lokasi untuk uji nyali, kolam yang lumayan dalam membuat kami bisa lompat dari tangga ke-2, kira-kira setinggi 15 meter, lompat ga yah, kayanya seru..lompat aja deh..byurrrrr..Seru sangat bermain di air terjun ini.


Setelah puas dikejutkan dengan keindahan Kupang, kami pun melanjutkan perjalanan ke Pantai Tablolong yang sangat luas dan bersih, tempat ini menjadi salah satu pengembangan rumput laut terbesar di Kupang. Pantai yang cukup populer untuk penduduk kupang menghabiskan akhir minggu bersama keluarga bermain dan berenang di laut.

Kami pun menutup hari dengan makan malam di pasar malam. Sebuah penutup yang manis untuk malam terakhir di Kupang. :)

No comments:

Post a Comment